Tanah pekuburan di TPU Menteng Pulo, masih digenangi air wangi kembang. Bunga-bunga betebaran. Di nisan kayu pekuburan itu tertulis nama Laurentia HJP Binti Lau Van Hooff. Lahir 23 Januari 1932, meninggal 17 Mei 2010.
Taman Pemakaman Umum Menteng Pulo, Jakarta Selatan, menjadi peristirahatan terakhir Mama Lauren. Sebelumnya, jenazah almarhum disholatkan di Masjid Al Husnah, Cipinang, Jakarta Timur.
Laurentia, lahir saat Perang Dunia II pecah. Saat negara-negara di Eropa memobilisasi kehidupan militer dan ekonominya untuk berperang. Lauren, seorang keturunan Belgia, lahir di kota kecil Eindhoven, Belanda.
Bapaknya, Lau Van Hooff, seorang arsitek yang sering berpindah negara. Ibunya Lauren, Anna Breche, adalah istri kedua ayahnya. Dari ibu yang pertama, Lauren memiliki tiga saudara tiri.
Anna Breche meninggal saat Lauren berusia tiga bulan. Van Hooff pun membawa bayi Lauren kembali ke Belgia. Dan, menikahi adik ibu Lauren, yang berbeda usia tiga tahun. Dari pernikahan ketiga Van Hooff itu, Lauren mendapatkan seorang adik. Namanya Ria.
Di keluarga itu, tinggal juga Opa dan Oma Antoinetta. Lauren begitu dekat dengan Omanya. Dan, dari situlah benih-benih pandangan mistis Lauren muncul.
Belakangan Lauren tahu bahwa Opa dan Omanya, bukan keluarga kandungnya. Opanya berdarah Persia-Prancis, sementara Oma berdarah Spanyol.
Dari Oma Antoinetta, Mama Lauren mengenal dasar-dasar sufi. Saat itu, Mama Lauran masih berusia 6 tahun. Keduanya sangat dekat. Meski, orang lain melihat apa yang dia lakukan Lauren dan Omanya, aneh.
Di usia itu pula, Lauren kehilangan ayahnya, Van Hooff. Sang ayah meninggal dalam sebuah kecelakaan. Lauren pun tinggal bersama bibi, yang juga ibu tirinya.
Dengan Oma Antoinetta, Lauren akhirnya mulai belajar hidup. Terutama tentang kasih sayang. Banyak hal yang tidak dilakukan anak sebayanya, justru dilakukan oleh Lauren. Termasuk, bagaimana harus memperlakukan alam dengan baik.
Saat itu beberapa kejadian mistis terjadi. Misalnya, suatu ketika, Lauren tiba-tiba mengajak teman sekelasnya keluar ruangan. Lauren dimarahi dan disuruh pulang. Tak lama, sekolahnya hancur dibom. Ratusan siswa mati.
Saat lain, ketika ada serangan udara, Lauran berlindung ke shelter atau bunker. Dia bersama dua temannya. Selama tiga hari mereka terjebak di situ. Sampai kemudian, Lauren selamat dan dua temannya meninggal.
Lauren terpukul. Tapi, Sang Oma memberi penjelasan banyak hal. Di situ Lauren tahu bahwa nenek-moyangnya adalah kaum gypsi. Yaitu, mereka yang hidup bebas di alam. Dan, setiap keturunan gypsi, mempunyai suatu misteri dalam dirinya, yang tidak dimiliki orang lain.
Sampai kemudian di usia 10 tahun, Opa Lauren meninggal. Tiga tahun kemudian, Oma Antoinetta menyusul. Lauren seperti hidup sebatang kara. Di situlah, apa yang pernah disebut Lauren sebagai "penglihatan" mulai sering terjadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar