Tampilkan postingan dengan label Ramadhan 1432 H. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Ramadhan 1432 H. Tampilkan semua postingan

Jumat, 05 Agustus 2011

Alquran Berusia 200 Tahun Peninggalan Raja Pengging

Sebuah Alquran Berusia 200 Tahun Peninggalan Raja Pengging yang ditulis tangan oleh keturunan Raja Pengging dari Jawa Tengah masih tersimpan rapi di rumah salah seorang warga di Situbondo, Jawa Timur.

Kitab Suci yang ditulis menggunakan tinta di atas daun lontar itu, sekarang hanya dibaca pemiliknya saat momen besar keagamaan seperti Ramadan. Namun terkadang pemilik juga membukanya pada malam Jumat.

Alquran kuno berukuran sekira 30x45 sentimeter milik Sugiarto Heruatmo, warga Desa/Kecamatan Asembagus, Situbondo, itu dikeluarkan dari kotak penyimpanannya pada Ramadan.

Heru mengaku merawatnya hanya dengan menutup dengan kain dan menaruhnya dalam lemari kuno.
Konon, saat menulis ayat-ayat Alquran itu, sang penulis berpuasa dan dikerjakan hingga satu tahun lamanya.
Saat Ramadan seperti sekarang ini, Heru selalu memakai kitab untuk tadarus di masjid desanya.[kangtiar]

Sabtu, 30 Juli 2011

Wajib Puasa di Bulan Ramadan


Tanya:
Kenapa Allah SWT menjadikan bulan Ramadan sebagai bulan di mana kita diwajibkan untuk berpuasa? Padahal masih ada 11 bulan lainnya.

Jawab:
Ketika Allah menguraikan kewajiban puasa, dinyatakan-Nya sekian banyak keistimewaan puasa, antara lain, bahwa itu diwajibkan pada bulan Ramadan, karena ketika itu Al Qur’an turun. Allah berfirman:
“(Hari-hari yang ditentukan untuk berpuasa itu) adalah beberapa hari tertentu, yakni yang terjadi di bulan Ramadan yang ketika itu (permulaan) Al Qur’an diturunkan. (Baca QS. al-Baqarah: 185).

Sementara ulama berpendapat bahwa lebaran Idul Fitri yang kita rayakan setelah berpuasa di bulan Ramadan yang merupakan hari raya peletakan batu pertama ajaran Islam, karena ketika itulah permulaan Al Qur'an diturunkan, sedang hari raya Idul Adha dijadikan hari raya perletakkan batu terakhir ajaran Islam, karena ketika itu turun firman-Nya yang menegaskan kesempurnaan ajaran Islam. Allah berfirman: “Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agama kamu, dan telah Kucukupkan kepada kamu nikmat-Ku, dan telah Kuridhai Islam menjadi agama bagi kamu” (QS. al-Ma’idah: 3).

Di sisi lain, kita mengetahui bahwa bulan setelah Ramadan adalah Syawal, di mana kita merayakan Idul Fitri, yakni hari kembali ke asal kejadian, hari kita lahir di mana ketika itu kita tidak membawa satu dosa pun. Nabi SAW bersabda: “Siapa yang berpuasa dengan iman dan tulus, dia terbebas dari dosa bagaikan seorang yang baru saja dilahirkan.” Setelah berpuasa sebulan lamanya kita berIdul Fitri,
yakni kita lahir kembali.

Anda ketahui bahwa pada umumnya manusia dikandung selama sembilan bulan dan lahir pada bulan kesepuluh. Bulan Ramadan merupakan bulan kesembilan dari rentetan bulan-bulan Qamariyah, sedang bulan Syawal adalah bulan kesepuluh. Agaknya bulan Ramadan itu yang dipilih agar setelah berlalu bulan kesembilan itu dengan berpuasa kita benar-benar dapat lahir kembali terbebaskan dari semua dosa seperti halnya anak yang baru lahir.

Perlu ditambahkan bahwa perhitungan yang mendasari datangnya bulan Ramadan atau Syawal didasarkan pada peredaran bulan, bukan matahari. Jika puasa didasarkan atas perjalanan matahari maka iklim dan suhu udara akan sama atau paling tidak serupa sepanjang masa. Lama perjalanannya pun sejak terbit hingga terbenamnya akan sama.

Di banyak kawasan, bulan Agustus setiap tahun beriklim panas, dan matahari lebih lama memancarkan cahaya daripada pancaran cahayanya di bulan Desember dan Januari. Ini berbeda dengan perjalanan bulan yang setiap tahunnya berselisih sekitar 11 hari dari perjalanan matahari, sehingga jika pada tahun ini masyarakat A berpuasa di musim panas yang siangnya panjang, maka beberapa tahun mendatang mereka akan berpuasa di musim dingin yang siangnya pendek. Demikian bergiliran sehingga suatu ketika ia akan kembali lagi ke daur semula. Itu hikmah lain, mengapa ditetapkan pada bulan Ramadan. Demikian, wallohu a'lam.

Download Jadwal Imsakiyah Ramadhan 1432 H/2011

Hallo sahabat Blogger Kang Tiar kali ini Akan Menguas tentang Tema Ramadhan Kemerdekaan tapi topik kali ini adalah tentang Jadwal Imsakiyah Ramadhan 1432 H/ 2011 M.Bulan Ramadhan 2 Hari lagi Segera tiba. Artinya Bulan yang Penuh dengan Rahmat dan Ampunan akan Segera Menghampiri kita Setelah Hampir satu Tahun Terpisah. Tepatnya nanti Pada tanggal 1 Agustus 2011 Kita sebagai Umat muslim yang Baligh Diwajibkan untuk Menjalankan Ibadah Puasa Ramadhan (1432 H). Berikut ini Saya akan Memberikan Jadwal Imsakiyah Ramadhan 1432 H/2011.Agar Ibadah Puasa anda Berjalan Dengan Lancar dan Penuh Berkah,,..amin.

Berikut saya berikan link Jadwal Puasa Ramadhan 1432 H untuk 30 Kota Besar menurut hisab yang kami ambil dari (sunniy.wordpress.com) Silahkan klik pada nama kota untuk download jadwal:


Semoga Artikel Download Jadwal Imsakiyah Ramadhan 1432 H/2011 Dapat Bermanfaat Bagi Kita Semua.[KangTiar]

Memaknai Kenikmatan Tidur dengan Maksimal

Ilustrasi
Tidur adalah kenikmatan yang dikaruniakan Allah dan tidak dapat tergantikan oleh apapun. Ketika tidur, tubuh dan pikiran kita mendapat kesempatan untuk beristirahat sepenuhnya, setelah beraktifitas sepanjang hari. Bayangkan betapa nikmatnya merebahkan tubuh dan memejamkan mata, lalu untuk sesaat, meninggalkan seluruh beban dan masalah hidup di belakang kita. Tidur memang merupakan kebutuhan jiwa dan raga yang harus kita penuhi untuk bertahan hidup. Tanpanya, kesehatan kita, baik fisik maupun mental, dapat terganggu, bahkan bisa menyebabkan kematian.

Begitu pentingnya tidur dan manfaatnya bagi tubuh, hingga, kalau ingin tubuh dan pikiran kita berfungsi secara maksimal, kita harus memperhatikan cara dan kualitas tidur kita. Rasulullah saw., sebagai teladan utama kita, memiliki kebiasaan-kebiasaan tidur yang baik, yang bila kita ikuti tentunya membawa kebaikan bagi kesehatan dan keselamatan kita. Disebutkan dalam hadis-hadis berikut:

Rasulullah saw. bersabda, “Apabila engkau hendak mendatangi pembaringan (tidur), maka hendaklah berwudhu terlebih dahulu sebagaimana wudhumu untuk melakukan sholat. Kemudian, berbaringlah di atas rusuk sebelah kananmu.” (HR. Bukhari dan Muslim).

“Sesungguhnya (posisi tidur tengkurap) itu adalah posisi tidur yang dimurkai Allah Azza Wa Jalla.” (HR. Abu Dawud).

“Rasulullah saw. apabila tidur meletakkan tangan kanannya di bawah pipi kanannya.” (HR. Abu Dawud, At Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban).

“Barangsiapa yang pergi ke tempat tidurnya dalam keadaan suci seraya mengingat Allah SWT sampai dia tertidur (dikalahkan oleh kantuknya), maka tidak terlewatkan sesaat pun sepanjang malam, jika dia meminta kebaikan dunia dan akhirat kepada Allah, melainkan pasti akan diberi.” (HR. At-Tirmidzi dan Ibnu As-Sunni).

Secara medis, tidur menghadap kanan memang baik untuk kesehatan. Tidur dengan posisi tersebut membantu mengistirahatkan otak kiri yang banyak dipakai untuk kegiatan menggunakan tubuh bagian kanan, mengurangi beban jantung, melancarkan peredaran darah, membantu proses penyerapan gizi dan pembuangan racun dari dalam tubuh, dan sebagainya. Sebaliknya tidur menghadap kiri mengganggu sirkulasi darah dan mengurangi pasokan darah ke otak, sedangkan tidur tengkurap buruk bagi pernapasan.

Selain bersuci, sebelum tidur Rasulullah juga mengibas tempat tidur dan membaca doa, agar Allah swt. senantiasa menjaga dan memberkahi beliau dalam tidurnya.

“Jika salah seorang di antara kalian akan tidur, hendaklah mengambil potongan kain dan mengibaskan tempat tidurnya dengan kain tersebut sambil mengucapkan ‘bismillah’, karena ia tidak tahu apa yang terjadi sepeninggalnya tadi.” (HR. Al Bukhari, Muslim, At-Tirmidzi dan Abu Dawud).

Dari Hudzaifah, ia berkata,“Apabila Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam hendak tidur, beliau mengucapkan: ‘Bismika allahumma amuutu wa ahya (Dengan nama-Mu, Ya Allah aku mati dan aku hidup).’ Dan apabila bangun tidur, beliau mengucapkan: “Alhamdulillahilladzii ahyaana ba’da maa amatana wailaihi nusyur (Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami, dan kepada-Nya lah tempat kembali).” (HR. Bukhari).

“Sesungguhnya Nabi saw, apabila menempati tempat tidurnya pada tiap malam, ia himpunkan kedua telapak tangannya, kemudian ia tiup dengan mulutnya, maka ia baca pada keduanya (surat-surat) Qulhuwallaahuahad, Qula’uudzubirabbilfalaq dan Qula’uudzu- birabbinnaas. Kemudian ia sapukan kedua telapak tangannya itu keseluruh badan sebatas kemampuannya, dimulai dari kepala, muka dan bagian badannya sebelah muka. Ia lakukan sebanyak tiga kali.” (HR Bukhari dan Muslim).

Rasulullah juga shalat Isya sebelum tidur dan tidur di awal waktu, agar bisa bangun pada tengah malam untuk melakukan shalat malam. Dengan demikian, kualitas tidur Rasulullah terjaga. Tidak terlalu lama, tidak pula terlalu sebentar. Dimulai pada waktu yang paling baik bagi tubuh, juga dengan cara yang baik. Tidurnya tenang, nyaman, dan terlindungi. Keberkahan pun menyertainya selama tidur, maupun ketika bangun kembali.

Dari Abi Barzah, beliau berkata, “Rasulullah saw. membenci tidur malam sebelum shalat Isya berbincang-bincang (yang tidak bermanfaat) setelahnya.(HR. Bukhari). [www.alifmagz.com]

Selasa, 26 Juli 2011

Jangan Bersedih dan Jangan Putus Asa dari Rahmat Allah

 Postingan Ramadhan Kemerdekaan kali ini kang tiar mengutip dari okezone.com,yaitu

Jangan Bersedih dan Jangan Putus Asa dari Rahmat Allah

“Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.” (QS.12:87).

“Sehingga apabila para rasul tidak mempunyai harapan lagi (akan keimanan mereka) dan telah meyakini bahwa mereka telah didustakan (oleh kaumnya), datanglah kepada para rasul itu pertolongan Kami.” (QS.12:110)

“Maka Kami memperkenankan doanya dan menyelamatkannya dari kedukaan. Demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman.” (QS.21:88)

Allah juga berfirman tentang kaum muslim:
“Dan kalian menyangka terhadap Allah dengan bermacam-macam persangkaan. Disitulah diuji orang-orang mukmin dan diguncangkan (hatinya) dengan guncangan yang sangat.” (QS.33:10-11)

Jangan bersedih! Memaafkan Orang yang Menyakiti Anda itu Lebih Baik

Harga qishash atau pembalasan yang harus dikeluarkan oleh seseorang untuk melampiaskan kemarahannya terhadap orang lain yang pernah menyakitinya sehingga ia menaruh dendam terhadapnya, memang cukup mahal. Demikianlah karena motivasi ini akan membuat jantungnya menjadi terpacu; darah dan dagingnya bergejolak; dan urat syarafnya menegang. Semuanya itu harus ia tunaikan dengan mengorbankan kerehatan, kebahagiaan, dan kegembiraan dirinya, yang pada akhirnya tidak diragukan lagi pihaknyalah yang menderita kerugian, karena selain disakiti, dia pun menyakiti dirinya sendiri.

Allah telah memberitakan kepada kita obat untuk hal tersebut dan cara penyembuhannya sebagaimana yang disebutkan dalam firman-Nya: “Dan orang-orang yang menahan amarahnya dan orang-orang yang memaafkan kesalahan orang lain.” (QS.3:134)

“Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang lain mengerjakan yang ma`ruf serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh.” (QS.7:199)

“Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. (QS.41:34) (mbs)

Rabu, 20 Juli 2011

Muhammadiyah : 1 Ramadhan 1432 H pada Senin 1 Agustus

Muhammadiyah
 
Pimpinan Pusat Muhammadiyah menetapkan 1 Ramadhan 1432 Hijriyah jatuh pada Senin (1/8). Demikian disampaikan Ketua PP Muhammadiyah Yunahar Ilyas dalam jumpa pers di kantor PP Muhammadiyah, Yogyakarta.

Penetapan itu berdasarkan hasil hisab hakiki wujudul hilal yang dilakukan Majelis Tarjih dan Tajdid. Disebutkan bahwa ijtima' menjelang Ramadhan 1432 H terjadi pada Ahad (31/7) pukul 01:41:00 WIB.

Adapun tinggi hilal pada saat Matahari terbenam di Yogyakarta yakni plus 06 derajat 30 menit 03 detik atau hilal sudah wujud. ‘’Dan di seluruh Indonesia pada saat Matahari terbenam hilal sudah diatas ufuk,’’ papar Yunahar.

Sementara untuk Idul Fitri 1432 H, sambung dia, PP Muhammadiyah menetapkan jatuh pada Selasa (30/8). Dijelaskan, bahwa ijtima' menjelang Syawal 1432 H terjadi pada Senin (29/8) pukul 10:05:16 WIB.

Tinggi hilal pada saat Matahari terbenam di Yogyakarta min02 derajat 08 menit dan 16 detik (hilal sudah wujud). ‘’Jadi, untuk Ramadhan tahun ini, akan dilaksanakan selama 29 hari,’’ ujar Yunahar, yang didampingi Wakil Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Oman Fathurahman.

Di samping itu, ditetapkan pula 1 Dzulhijah yang jatuh pada Jumat (28/10). Ijtimak menjelang Dzulhijah 1432 H terjadi pada Kamis (27/10) pukul 02:57:10 WIB. Tinggi hilal saat Matahari terbenam di Yogyakarta adalah plus06 derajat 28 menit dan 53 detik (hilal sudah wujud) di seluruh wilayah Indonesia saat Matahari terbenam hilal sudah di atas ufuk.

Lebih jauh dikatakan, pihaknya tidak menutup kemungkinan terjadinya perbedaan penetapan 1 Ramdhan, Syawal, dan Dzulhijah dengan pihak lain. ‘’Kemungkinan itu ada, terlebih bila metode yang dipakai berbeda semisal rukyat,’’ tandasnya.

Oleh karena itu, kata Yunahar, PP Muhammadiyah mengimbau kepada segenap warga Muhammadiyah untuk memahami, menghargai dan menghormati perbedaan itu dengan menjunjung tinggi ukhuwah.[KangTiar]

Tag: