www.kangtiar.blogspot.com-Makin ketatnya perkembangan ruda dua di Indonesia, seakan menuntut
pabrikan motor bertarung dalam hal inovasi dan teknologi. Pada lingkup
ini, performa mesin turut menjadi amunisi pabrikan yang selalu dijadikan
nilai jual. Tapi, sadarkah konsumen di Indonesia akan peningkatan nilai
keselamatan, seiring dengan kehadiran motor-motor yang memiliki
performa mesin tinggi ?.
Salah satunya masalah perlengkapan berkendara, yakni helm. Maraknya produk helm yang bertarung desain dan corak warna. Terlepas dari masalah tampilan, apa saja yang mesti diperhatikan saat membeli helm ?.
Ikuti saja penuturan Dwi Yatmoko dari gerai Motomart di kawasan Jemursari Surabaya, Daniel Tangka kroser kawak yang suka fashion tampilan helm dan Jefry Kaeng pendiri East Java Community N250, Surabaya.
MODEL HELM
Sesuai dengan aturan rambu safety riding, model helm yang berlaku di Indonesia cuman 2 model.
Full face
Konturnya bodi helm penuh hingga bagian depan mulut tertutup oleh desain helm dan buka kaca yang menutupi. Perlindungan maksimal, disajikan untuk dagu dan kepala bagian belakang. Sehingga bagian permukaan wajah lebih steril dan memungkinkan untuk dipakai di kecepatan tinggi.
Half face (3/4)
Kalau ditinjau dari dimensi nya memang beda dengan helm full face, tapi secara fungsi normal berkendara, helm half face memiliki persamaan dengan helm full face. Sebab, permukaan wajah terback up maksimal oleh kaca helm, begitu juga dengan pada bagian belakang kepala. Hanya saja, helm half face minus memberi perlindungan pada bagian depan mulut dan dagu. Sehingga cocok buat berkendara jarak dekat dan waktu pendek.
APA YANG HARUS DIPERHATIKAN SEBELUM MEMBELI ? Terkait faktor keamanan pengendara yang memakai nya. Bagaimana sih ciri khas helm yang ideal, ketika ditinjau dari part-part perangkat helm itu ?.
fisik helm
Bagian dinding luar, terbuat dari fiberglass, molded plastic atau polycarbonate composite yang berguna untuk melindungi benturan kepala dari benda keras dan mengurangi tekanan berlebihan akibat benturan.
Clotch jersey
alas kain yang kontak dengan kepala pastikan lembut dan dingin. Hindari kain jenis nylon yang menyebabkan panas di kepala saat pemakaian siang hari. Tapi, lapisan nylon juga dibutuhkan untuk menghindari penumpukan keringat di bagian kepala yang berpeluang keringat, macam bagian dahi. Agar, helm tak cepat bau apek. Dan peredam benturan atau stereofoam pastikan ketebalannya 12 milimeter dan dilapis jersey helm model bahan yang anti robek. Agar tetap nyaman dan aman.
Kaca helm perbandingan 1 : 1
artinya saat memakainya bidang yang dilihat tak melebar. Sebab, hal itu yang berpengaruh dengan jarak pandang, jauh dekatnya obyek di depan serta nilai keselamatan. Lebar kaca helm pastikan masih dapat memantau sisi kanan kiri obyek pada sudut kurang lebih 250 derajat. Agar bayangan obyek di kanan kiri, mudah dipantau macam memberi space pengendara yang akan menyalip. Dan sudut pandang vertikal sekurang-kurangnya 30 derajat di atas dan 45 derajat di bawah bidang utama. Untuk mempermudah jarak pandang saat berkendara di pegunungan atau saat melewati kontur aspal model camel.
Sil kaca
yang baik tingkat elastisnya mampu merapatkan celah kaca saat ditutup, sehingga optimal menghadang tekanan angin, air, debu serta asap. Sil kaca yang bagus, rangkaiannya menyeluruh di lis kaca helm. Bagian ini, juga bisa dilakukan pengetesan langsung dengan air saat membeli.
Kaca helm proteksi
agar pandangan pengendara selalu terjaga lebih maksimal. Seperti label Nolan Fog Resistant System (NFRS) atau Vision Protection System (VPS). Kedua label ini, mempercepat mengusir embun dan dapat mereduksi ultraviolet hingga 40 persen. Penting dicari, untuk keperluan saat berpapasan dengan mobil atau bus dengan spot light kondisi nyala.
Dimensi kaca
maksimal memberikan perlindungan terhadap mata dan wajah depan. Dipengaruhi ukuran, maka setiap membeli helm tentukan ukuran helm dengan ukuran kepala. Selisih ukuran jangan terlalu banyak, bisa dipraktekan langsung. Ukuran yang pas, saat helm dipakai dan dipakai geleng-geleng, helm tak ikut kocak. Selain itu, jepitan busa ke pipi tak mengurangi kenyamanan.
Ventilasi
pastikan lubang sirkulasi udara ini bukan sekedar hiasan fitur saja tapi juga fungsi. Ventilasi yang berfungsi, biasanya dilengkapi dengan klip buka tutup. Dan bagian penting yang mendapat ventilasi ini ada di bagian bawah kaca helm, serta bagian atas kepala. Agar pengendara cukup mendapat konsumsi udara bersih dan tak mudah panik saat dikemacetan.
Sabuk helm
bagian klipnya hindari bahan yang berpeluang menyebabkan karat, sebab akan mempersulit saat buka tutup klip yang menuntut dibuka dalam waktu singkat. Selain itu pastikan masih memiliki tingkat elastis lebih rendah agar tetap nyaman dalam pemakaian dan tak mencekik. Untuk lebar sabuk, idealnya kurang lebih 20 mm.
Titik sabuk helm
untuk menjaga posisi helm agar tepat pada posisi kepala yang paling ideal dan nyaman serta safety. Dalam hal ini, pin titik sabuk pengikat ideal nya tepat pada dagu dan cenderung di depan. Agar tak mengurangi gerak bebas lehar saat berkendara.
Tinggi bodi helm
pastikan proposional dan tak terlalu cingkrang saat dipakai. Dimensi tinggi helm mudah diketahui di bagian bawah helm pada leher si pemakai. Dalam hal ini ukuran kepala si pemakai yang menentukan.
- Keliling lingkaran bagian dalam helm adalah sebagai berikut:
S (small) : antara 500 mm – 540 mm
M (medium) : antara 540 mm – 580 mm
L (large) : antara 580 mm – 620 mm
XL (xtra large) : Lebih dari 620 mm
- Hindari pemakain pen keling yang berpeluang bergesekan dengan kulit bagian kepala secara menyeluruh.
CIRI-CIRI HELM SNI BER STANDART NASIONAL INDONESIA> Terdapat logo SNI asli
> Logo terletak pada bagian belakang helm hingga samping kanan dan kiri
> Logo tersebut tidak terbuat dari stiker/tinta cat
> Logo SNI berupa cetak timbul alias embos
Salah satunya masalah perlengkapan berkendara, yakni helm. Maraknya produk helm yang bertarung desain dan corak warna. Terlepas dari masalah tampilan, apa saja yang mesti diperhatikan saat membeli helm ?.
Ikuti saja penuturan Dwi Yatmoko dari gerai Motomart di kawasan Jemursari Surabaya, Daniel Tangka kroser kawak yang suka fashion tampilan helm dan Jefry Kaeng pendiri East Java Community N250, Surabaya.
MODEL HELM
Sesuai dengan aturan rambu safety riding, model helm yang berlaku di Indonesia cuman 2 model.
Full face
Konturnya bodi helm penuh hingga bagian depan mulut tertutup oleh desain helm dan buka kaca yang menutupi. Perlindungan maksimal, disajikan untuk dagu dan kepala bagian belakang. Sehingga bagian permukaan wajah lebih steril dan memungkinkan untuk dipakai di kecepatan tinggi.
Half face (3/4)
Kalau ditinjau dari dimensi nya memang beda dengan helm full face, tapi secara fungsi normal berkendara, helm half face memiliki persamaan dengan helm full face. Sebab, permukaan wajah terback up maksimal oleh kaca helm, begitu juga dengan pada bagian belakang kepala. Hanya saja, helm half face minus memberi perlindungan pada bagian depan mulut dan dagu. Sehingga cocok buat berkendara jarak dekat dan waktu pendek.
APA YANG HARUS DIPERHATIKAN SEBELUM MEMBELI ? Terkait faktor keamanan pengendara yang memakai nya. Bagaimana sih ciri khas helm yang ideal, ketika ditinjau dari part-part perangkat helm itu ?.
fisik helm
Bagian dinding luar, terbuat dari fiberglass, molded plastic atau polycarbonate composite yang berguna untuk melindungi benturan kepala dari benda keras dan mengurangi tekanan berlebihan akibat benturan.
Clotch jersey
alas kain yang kontak dengan kepala pastikan lembut dan dingin. Hindari kain jenis nylon yang menyebabkan panas di kepala saat pemakaian siang hari. Tapi, lapisan nylon juga dibutuhkan untuk menghindari penumpukan keringat di bagian kepala yang berpeluang keringat, macam bagian dahi. Agar, helm tak cepat bau apek. Dan peredam benturan atau stereofoam pastikan ketebalannya 12 milimeter dan dilapis jersey helm model bahan yang anti robek. Agar tetap nyaman dan aman.
Kaca helm perbandingan 1 : 1
artinya saat memakainya bidang yang dilihat tak melebar. Sebab, hal itu yang berpengaruh dengan jarak pandang, jauh dekatnya obyek di depan serta nilai keselamatan. Lebar kaca helm pastikan masih dapat memantau sisi kanan kiri obyek pada sudut kurang lebih 250 derajat. Agar bayangan obyek di kanan kiri, mudah dipantau macam memberi space pengendara yang akan menyalip. Dan sudut pandang vertikal sekurang-kurangnya 30 derajat di atas dan 45 derajat di bawah bidang utama. Untuk mempermudah jarak pandang saat berkendara di pegunungan atau saat melewati kontur aspal model camel.
Sil kaca
yang baik tingkat elastisnya mampu merapatkan celah kaca saat ditutup, sehingga optimal menghadang tekanan angin, air, debu serta asap. Sil kaca yang bagus, rangkaiannya menyeluruh di lis kaca helm. Bagian ini, juga bisa dilakukan pengetesan langsung dengan air saat membeli.
Kaca helm proteksi
agar pandangan pengendara selalu terjaga lebih maksimal. Seperti label Nolan Fog Resistant System (NFRS) atau Vision Protection System (VPS). Kedua label ini, mempercepat mengusir embun dan dapat mereduksi ultraviolet hingga 40 persen. Penting dicari, untuk keperluan saat berpapasan dengan mobil atau bus dengan spot light kondisi nyala.
Dimensi kaca
maksimal memberikan perlindungan terhadap mata dan wajah depan. Dipengaruhi ukuran, maka setiap membeli helm tentukan ukuran helm dengan ukuran kepala. Selisih ukuran jangan terlalu banyak, bisa dipraktekan langsung. Ukuran yang pas, saat helm dipakai dan dipakai geleng-geleng, helm tak ikut kocak. Selain itu, jepitan busa ke pipi tak mengurangi kenyamanan.
Ventilasi
pastikan lubang sirkulasi udara ini bukan sekedar hiasan fitur saja tapi juga fungsi. Ventilasi yang berfungsi, biasanya dilengkapi dengan klip buka tutup. Dan bagian penting yang mendapat ventilasi ini ada di bagian bawah kaca helm, serta bagian atas kepala. Agar pengendara cukup mendapat konsumsi udara bersih dan tak mudah panik saat dikemacetan.
Sabuk helm
bagian klipnya hindari bahan yang berpeluang menyebabkan karat, sebab akan mempersulit saat buka tutup klip yang menuntut dibuka dalam waktu singkat. Selain itu pastikan masih memiliki tingkat elastis lebih rendah agar tetap nyaman dalam pemakaian dan tak mencekik. Untuk lebar sabuk, idealnya kurang lebih 20 mm.
Titik sabuk helm
untuk menjaga posisi helm agar tepat pada posisi kepala yang paling ideal dan nyaman serta safety. Dalam hal ini, pin titik sabuk pengikat ideal nya tepat pada dagu dan cenderung di depan. Agar tak mengurangi gerak bebas lehar saat berkendara.
Tinggi bodi helm
pastikan proposional dan tak terlalu cingkrang saat dipakai. Dimensi tinggi helm mudah diketahui di bagian bawah helm pada leher si pemakai. Dalam hal ini ukuran kepala si pemakai yang menentukan.
- Keliling lingkaran bagian dalam helm adalah sebagai berikut:
S (small) : antara 500 mm – 540 mm
M (medium) : antara 540 mm – 580 mm
L (large) : antara 580 mm – 620 mm
XL (xtra large) : Lebih dari 620 mm
- Hindari pemakain pen keling yang berpeluang bergesekan dengan kulit bagian kepala secara menyeluruh.
CIRI-CIRI HELM SNI BER STANDART NASIONAL INDONESIA> Terdapat logo SNI asli
> Logo terletak pada bagian belakang helm hingga samping kanan dan kiri
> Logo tersebut tidak terbuat dari stiker/tinta cat
> Logo SNI berupa cetak timbul alias embos
saya sendiri pernah terselamatkan dari kecelakaan parah, gara2 helm yang saya gunakan. nice content and nice header ^.^
BalasHapus