Laman

Selasa, 01 Februari 2011

Benarkah Blogger Indonesia Jadi 'Boneka' AS!

Setelah ditunggu cukup lama, WikiLeaks akhirnya merilis dokumen dari Kedubes AS di Jakarta.
Terungkap bahwa para blogger di Indonesia dimanfaatkan untuk kepentingan AS.

Hal ini terungkap dalam sebuah kawat pada 12 Februari 2010 silam dari Kedubes AS Jakarta, kepada pejabat Kemlu AS bernama Jared Cohen.

Seperti diberitakan Guardian, Rabu (19/1/2011), kawat itu mengungkap strategi AS untuk memanfaatkan social media di Indonesia untuk kepentingan AS.

Strategi itu dinamakan Public Diplomacy 2.0. Artinya, internet dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk menyebar pengaruh AS dan mengamankan kepentingan AS di negara tujuan.

Mereka memilih strategi ini karena pertumbuhan social media di Indonesia sangat cepat.

Kawat dengan kode referensi Jakarta 0065 ini adalah laporan kepada Kemlu AS, bahwa Kedubes AS Jakarta berhasil menjalankan Public Diplomacy 2.0.

"Kami secara unik memposisikan diri menggunakan perangkat tersebut untuk menghantarkan topik dan tema penting dalam mendukung kedatangan presiden Barack Obama," tulis kawat tersebut.

"Kedubes AS di Indonesia adalah yang terdepan dalam Public Diplomacy 2.0. Dengan lebih dari 50.000 fans (di akun Facebook Kedubes AS), paling banyak dari Kedubes AS lain di seluruh dunia, dengan menggunakan social media di Indonesia," demikian pernyataan mereka.

Lantas siapakah yang dibidik oleh AS? Rupanya para blogger digarap untuk menyebarkan pesan-pesan pemerintah AS.

"Melibatkan para blogger lokal untuk mempromosikan pesan-pesan dan informasi AS. Kami memposisikan diri dengan unik untuk menggunakan alat-alat ini untuk memperkuat tema-tema dan topik-topik kunci untuk mendukung mendorong rencana kunjungan Presiden Obama," kata mereka.

Para blogger ini sudah dilibatkan dalam dua tahun terakhir.

"Selama dua tahun terakhir, terlibat secara positif dengan ribuan blogger paling berpengaruh di negara ini (Indonesia)," imbuh mereka.

Tidak hanya blogger, social media lain pun dimanfaatkan untuk media propaganda. Yang disebutkan mereka adalah Twitter, Facebook dan Youtube.

"Kedubes AS yang terdepan di Facebook dengan 50.000 fans, 300 video di channel YouTube milik kita sendiri dan hampir 1.000 follower di Twitter," demikian kawat diplomatik tersebut. (ar/dt/ok) 

8 komentar: