Laman

Selasa, 02 November 2010

Sultan Agung Menyerang Batavia pada Tahun 1629 M

Meskipun Mataram tidak berhasil merebut benteng Batavia dan menundukkan Kompeni pada tahun 1628, mereka tidak begitu saja menyerah. Tahun berikutnya, yaitu pada tahun 1629 tentara Mataram berangkat lagi menuju Batavia dengan perlengkapan senjata-api. Keberangkatan mereka dari ibukota Mataram adalah pada bulan Juni. Pada akhir bulan Agustus 1629 penjaga-penjaga Kompeni yang ditempatkan beberapa kilometer di sungai Ciliwung telah melihat barisan depan.Sebagian pasukan Mataram mencoba mengusir ternak Kompeni akan tetapi hal itu dapat dicegah oleh Kompeni.
Pada tanggal 31 Agustus 1629 hampir keseluruhan pasukan tiba di daerah sekitar Batavia. Mereka datang berkuda membawa bendera, panji-panji dan mereka juga membawa gajah. Cara yang dipakai Mataram untuk membawa beras ke sekitar Batavia sebagai bekal bagi prajurit-prajurit adalah pengiriman seorang utusan yang bernama Warga, untuk (pura-pura?-peng.) minta maaf kepada Kompeni mengenai hal yang telah terjadi. Kompeni menerima warga dengan baik. Sementara itu orang-orang Mataram mengumpulkan padi di Tegal. Padi itu akan ditumbuk di Tegal untuk diperdagangkan ke Batavia. Siasat ini kemudian dibocorkan oleh seorang anak buah dari salah satu perahu warga, sehingga ketika Warga tiba di Batavia untuk kedua kalinya ia ditangkap dan ditanyai tentang kebenaran berita, bahwa Mataram hendak menyerang Batavia lagi. Hal ini dibenarkan oleh Warga dan rahasia bahwa Tegal menjadi gudang persediaan beras bagi tentara Mataram pun terbuka. Setelah mendapat keterangan ini Kompeni mengirimkan armadanya ke Tegal, di mana perahu-perahu Mataram, rumah-rumah dan gudang-gudang beras bagi tentara Mataram dibakar habis, setelah Tegal mendapat perusakan, Kompeni mengarahkan perhatiannya terhadap Cirebon. Kota ini juga mendapat gilirannya. Persediaan padi di sini pun habis dibakar oleh VOC. Akibat dari dimusnahkannya gudang beras Mataram, usaha pengepungan Batavia tidak berlangsung lama. Meskipun demikian mereka toh mendekati benteng Hollandia dengan mengadakan pendekatan melalui parit-parit. Benteng Hollandia dapat mereka rusakkan. Setelah berhasil, mereka menuju benteng Bommel, akan tetapi di sini mereka gagal.
Pada hari-hari berikutnya Mataram maju ke Benteng dan pada tanggal 21 September 169 tembakan mulai terhadap benteng VOC. Mereka membiarkan menembak benteng hingga persediaan mesiu habis. Sementara tembakan-tembakan dilancarkan terhadap benteng Belanda, Jan Pieterszoon Coen mendadak meninggal diserang suatu penyakit.
Dari beberapa tawanan diketahui bahwa pasukan Mataram menderita kelaparan, dan hal ini memang menyebabkan kelemahan mereka. Setelah berusaha untuk menyerang selama kurang lebih 10 hari pada akhir bulan September 1629 mereka mulai menarik diri sambil banyak meninggalkan korban.(tugas)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar