Laman

Selasa, 18 Mei 2010

Kisah Tragis Masa Kecil "Mama Laurent"

In Memorian"Mama Laurent"
Siapa sangka ahli terawang Mama Lauren ternyata punya kehidupan yang getir ketika ia masih sangat belia. Ia ditinggal orang tuanya ketika memulai belajar hidup sebagai anak manusia, lalu dikucilkan oleh teman-teman sebayanya karena dianggap anak kutukan.

Mama Lauren ditinggal pergi selamanya oleh sang ibu, Anna Breche, kala usianya berusia tiga bulan. Inilah yang membuatnya tak begitu mengenal seperti apa sosok sang ibu.

Hal yang sama juga dirasakannya terhadap sang ayah, Lau Van Hoof, yang berasal dari Belgia. Ia tak terlalu mendapat kesih sayang yang berlebih darinya. Sebelum menikah dengan ibunya, Hoof pernah menikah dan memiliki tiga orang anak.

Belum lagi, kesibukannya sebagai seorang arsitek membuatnya kerap berpergian ke berbagai tempat. Hoof, pernah memboyongnya keluarganya ke Belanda dan kemudian kembali lagi ke Belgia.

Di usia yang terbilang masih kecil, Mama Lauren juga harus kehilangan ayahnya. Sang Ayah meninggal karena kecelakaan lalu lintas. Ia kemudian dirawat oleh ibu tirinya, yang tak lain tantenya. Ya, karena Hoof memilih turun ranjang. Ia menikahi adik ibunya.

Meski begitu, sedari kecil ia justru mendapat perawatan dari opanya yang berdarah Persia-Prancis, serta Omanya, Antoineta, yang berdarah Spanyol. Dari Antoineta-lah ia mendapat perhatian lebih. Ia juga diajarkan bagaimana belajar memahami hidup dan mencintai sesama.

Kepada Majalah Mingguan Femina, Mama Lauren pernah menuturkan kisahnya bahwa ia memiliki silsilah keluarga yang rumit. Di usia 6 tahun, ia baru tahu bahwa oma dan opanya yang selama ini merawatnya, ternyata bukan pula leluruh dari darah dagingya.

Meski begitu Antoineta-lah yang memberikan kasih sayang yang tulus. Darinya ia belajar hidup dan Antoineta pulalah yang mengerti dan memahami tentang kelebihan dirinya.

Kelebihan inilah yang tak dipahami oleh orang-orang di sekitarnya. Bahkan, tak sedikit dari orang tua teman sebayanya yang meminta anak-anaknya agar menjauh dari Lauren kecil.

Lauren kecil kerap dianggap anak yang aneh. Kemampuan Lauren dianggap mereka sebagai sebuah kutukan. Bahkan tak jarang mereka menyebutnya sebagai seorang nenek sihir.

Kelebihan Lauren mulai terlihat ketika dia berusia 7 tahun. Kala itu, Perang Dunia II baru saja terjadi, tepatnya tahun 1939. Mama yang tengah belajar di bangku kelas satu SD, tiba-tiba saja mendengar suara bisikan di telinganya. Suara itu menyuruhnya untuk cepat-cepat keluar dari ruang kelas. Suara itu terdengar berulang-ulang dan makin kencang, tanpa ia tahu siapa yang mengucapkannya.

Dia sempat dibuat binggung. Namun kemudian menyampaikannya kepada gurunya. Tapi bukannya didengarkan, si guru malah memarahinya dan mengusirnya keluar dari kelas. Lauren kecil dituding menghayal dan tukang membual.

Tak terima, Lauren kecil yang lugu dan polos, memilih pulang sambil menangis. Ia kemudian menceritakan kejadian itu kepada Antoineta. Harga dirinya jatuh karena dianggap telah melakukan kebohongan dan mempermainkan gurunya. Tapi, sesaat sampai di rumah, ia justru makin menangis sejadi-jadinya setelah mendengar kabar bahwa sekolahnya terkena bom dan ratusan orang tewas dalam peristiwa itu.
Dari sinilah kelebihan itu sering dianggap sebagai sebuah kutukan oleh orang-orang di sekitarnya.[KangTiar]
sumber.kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar